Buku: Dasar Metodologi Penelitian Karya Sandu Siyoto dan Ali Sodik
KATA PENGANTAR
buku mengenai dasar metodologi penelian ini
dapat diselesaikan dalam waktu yang tidak meleset dari rencana penulis. Keinginan menulis sebuah buku mengenai metodologi penelitian sudah lama tersimpan di hati penulis. Pengalaman selama menjadi dosen dan memberikan mata kuliah metodologi penelitian dan permasalahan mahasiswa dalam melakukan penelitian memperbesar dorongan untuk melengkapi bahan bacaan bagi mahasiswa yang sedang menempuh mata kuliah metodologi penilitian dan yang sedang melakukan penelitian, Realisasi keinginan tersebut sekarang telah terwujud dengan terbitnya buku yang berjudul “Dasar Metodologi Penelitian” ini.
buku mengenai dasar metodologi penelian ini
dapat diselesaikan dalam waktu yang tidak meleset dari rencana penulis. Keinginan menulis sebuah buku mengenai metodologi penelitian sudah lama tersimpan di hati penulis. Pengalaman selama menjadi dosen dan memberikan mata kuliah metodologi penelitian dan permasalahan mahasiswa dalam melakukan penelitian memperbesar dorongan untuk melengkapi bahan bacaan bagi mahasiswa yang sedang menempuh mata kuliah metodologi penilitian dan yang sedang melakukan penelitian, Realisasi keinginan tersebut sekarang telah terwujud dengan terbitnya buku yang berjudul “Dasar Metodologi Penelitian” ini.
Buku kecil ini, ditulis khusus untuk mendampingi para peneliti
yang sedang merencanakan dan merancang penelitaian sebagai salah satu referensi. Buku sederhana ini hanyalah sebutir pasir dalam paran samudra ilmu penelitian yang luas. Menurut Yoseph, 1979, penelitian adalah art and science guna mencari jawaban terhadap suatu permasalahan. Karena seni dan ilmiah maka penelitian juga akan memberikan ruang-ruang yang akan mengakomodasi adanya perbedaan tentang apa yang dimaksud dengan penelitian.
Hakekat penelitian dapat dipahami dengan mempelajari berbagai
aspek yang mendorong penelitian untuk melakukan penelitian. Setiap
orang mempunyai motivasi yan berbeda, diantaranya dipengaruhi oleh tujuan dan profesi masing-masing. Motivasi dan tujun penelitian secara umum pada dasarnya adalah sama, yaitu bahwa penelitian merupakan refleksi dari keinginan manusia yang umumnya menjadi motivasi untuk melakukan penelitian, semakin pesatnya dan berkembangnya penelitian ilmiah akan semakin meningkatkan derajat kehidupan manusia.
Semoga buku ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas
dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para
mahasiswa STIKes Surya Mitra Husada. Saya sadar bahwa buku ini masih banyak kekurangan dan jau dari sempurna. Untuk itu, kepada para pembaca, penulis meminta masukannya demi perbaikan pembuatan buku ini di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca melalui alamat e-mail alisodik2012@gmail.com
KONSEP-KONSEP DASAR PENELITIAN
A. Kebenaran
Pengetahuan (knowledge) dan ilmu (science) berawal dari kekaguman manusia akan alam yang dihadapinya, baik alam besar (macro cosmos) maupun alam kecil (micro cosmos). Kekaguman tersebut kemudian menyebabkan timbulnya rasa ingin tahu (curiousity). Rasa ingin tahu manusia akan terpuaskan bila dirinya mendapatkan penjelasan mengenai apa yang dipertanyakan. Untuk itu manusia menempuh berbagai upaya agar memperoleh pengetahuan yang benar (kebenaran), yang secara garis
besar dibedakan menjadi dua: secara tradisional (pendekatan non ilmiah) dan secara modern (pendekatan ilmiah).
1. Pendekatan Non ilmiah
Upaya untuk memperoleh pengetahuan atau memahami fenomenafenomena tertentu ada yang dilakukan secara tradisional atau non ilmiah. Upaya ini muncul di masyarakat secara alami seiring dengan munculnya berbagai fenomena atau masalah yang membutuhkan penjelasan. Ada beberapa pendekatan non-ilmiah yang banyak dipakai untuk memperoleh pengetahuan atau kebenaran melalui proses, akal sehat, prasangka, intuisi, penemuan kebetulan, coba-coba (tral and error), pendapat otoritas, pikiran kritis , serta pengalaman (Suryabrata, 2008).
Kegiatan manusia dalam usaha mencari ilmu pengetahuan dan
mencari kebenaran, terutama sebelum diketemukannya metode ilmiah, dilakukan dengan berbagai cara, di antaranya adalah penemuan ilmu pengetahuan secara kebetulan, penemuan ilmu pengetahuan dengan menggunakan akal sehat (common sense), penemuan ilmu pengetahuan dengan menggunakan intuisi, penemuan ilmu pengetahuan melalui wahyu, penemuan kebenaran melalui usaha coba-coba (trial and error), dan lain sebagainya. Dalam sejarah kehidupan manusia, tercatat adanya beberapa penemuan besar yang terjadi secara kebetulan, yakni tanpa menggunakan langkah-langkah sebagaimana yang dikehendaki dalam penelitian ilmiah. Salah satu contoh penemuan ilmu pengetahuan yang ter jadi secara kebetulan adalah penemuan Kina sebagai obat penyakit malaria.
Menurut cerita, terdapat seorang penderita penyakit malaria yang secara kebetulan menemukan parit yang berisi air pahit yang disebabkan oleh kulit-kulit pohon Kina yang ditumbangkan oleh angin. Karena rasa haus, penderita penyakit malaria tersebut meminum air pahit yang terdapat di dalam parit tersebut. Rupanya telah menjadi keberuntungannya karena air pahit tersebut telah mengandung kinine dan kinolin (jenis alkaloid) yang merupakan obat penawar bagi penyakit malaria.
Akal sehat (common sense) merupakan konsep atau pandangan umum yang digunakan oleh manusia secara praktis dalam kehidupan sehari-hari. Pada satu sisi akal sehat memang merupakan suatu kebenaran, namun pada sisi yang lain akal sehat dapat menyesatkan manusia dalam mengambil suatu keputusan. Seperti pandangan akal sehat yang mengatakan bahwa air akan selalu mengalir menuju tempat yang lebih rendah. Pandangan tersebut ternyata tidak tepat karena dalam peristiwa kapilaritas air yang menggenang dapat diserap oleh kain, spon, kertas isap, dan benda-benda sejenisnya. Wahyu merupakan suatu pengetahuan yang datang secara langsung dari Tuhan, sama sekali bukan merupakan usaha aktif manusia melalui kegiatan penalaran. Oleh karena itu pengetahuan diperoleh melalui wahyu merupakan suatu kebenaran yang bersifat mutlak. Namun demikian, tidak semua manusia mampu memperoleh wahyu dari Tuhan, hanya manusia-manusia yang dekat dengan Tuhan serta bersih jiwa dan hatinya saja yang berkemungkinan untuk mendapatkan wahyu. Intuisi juga dapat digunakan sebagai cara untuk menemukan pengetahuan. Intuisi merupakan kemampuan untuk memahami sesuatu melalui bisikan hati.
Usaha non-ilmiah lainnya yang dapat ditempuh dalam upaya mencari
pengetahuan adalah usaha coba-coba yang dikenal dengan istilah (trial and error), yakni serangkaian percobaan yang dilakukan secara berulangulang dengan menggunakan cara dan materi yang berbeda-beda. Usaha coba-coba (trial and error) dilaksanakan tanpa menggunakan metode yang bersifat sistematis. Dengan demikian, usaha coba-coba kurang efisien dan kurang efektif dalam mencari pengetahuan. Meskipun usaha coba-coba seringkali mendapatkan hasil berupa pengetahuan tertentu, namun penemuan tersebut tidak dapat dikatakan sebagai penemuan ilmiah mengingat tidak ditempuh melalui prosedur ilmiah.
2. Pendekatan Ilmiah (modern)
Dengan pendekatan ilmiah manusia berusaha memperoleh
kebenaran ilmiah, yaitu kebenaran yang dapat dipertanggung jawaban secara rasional dan empiris. Kebenaran semacam ini dapat diperoleh dengan metoda ilmiah (Margono, 2007). Secara sederhana dapat dikatakan bahwa pendekatan ilmiah merupakan suatu usaha untuk mencari ilmu pengetahuan dengan menggunakan cara-cara berpikir ilmiah yang didukung dengan langkah-langkah tertentu yang bersifat sistematis. Setidaknya terdapat tiga pola pikir yang dikembangkan dalam pendekatan ilmiah, yakni pola pikir induktif, pola pikir deduktif, dan pola pikir yang merupakan gabungan deduktif-induktif.
Pola pikir deduktif sering dipergunakan oleh penganut aliran
rasionalisme. Aliran rasionalisme mengatakan bahwa ide tentang kebenaran tersebut sesungguhnya sudah ada. Akal pikiran manusia dapat mengetahui ide tentang pengetahuan dan tentang kebenaran tanpa harus melihat dunia nyata. Sedangkan pola pikir induktif dikembangkan oleh penganut aliran empirisme. Aliran empirisme beranggapan bahwa kebenaran dan ilmu pengetahuan hanya dapat diperoleh melalui pengalaman. Dalam hubungan ini, Nan Lin (1997) memunculkan istilah pendekatan objektif.
Pendekatan objektif merupakan pendekatanilmiah yang diterapkan dalam bentuk penelitian yang sistematik, terkontrol, empiris, dan kritis terhadap hipotesis mengenai hubungan yang diasumsikan di antara fenomena alam. Pendekatan objektif dilaksanakan dengan anggapan bahwa objekobjek, perilaku-perilaku, dan peristiwa-peristiwa yang terdapat dalam dunia nyata dapat diamati oleh panca indera manusia. Kedua pola pikir, yakni pola pikir induktif dan pola pikir deduktif memiliki kelebihan dan sekaligus kelemahannya masing-masing. Salah satu kelemahan mendasar yang terdapat pada penganut aliran rasionalisme adalah sulitnya mencari kata sepakat yang dapat dijadikan sebagai landasan dalam kegiatan berpikir bersama secara universal (Nazir, 2005). Fenomena tersebut terjadi karena, selain sebagai makhluk sosial, manusia juga merupakan individu yang memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan individu lainnya. Kenyataan tersebut sekaligus menegaskan akan adanya berbagai macam konsepsi kebenaran yang ada dalam pemikiran manusia. Sementara itu, penganut aliran empirisme juga gagal dalam menemukan kebenaran karena gejala-gejala yang terdapat dalam fenomena alam tidak akan berarti apa-apa sebelum diberi tafsiran dengan menggunakan akal pikiran (Soekadijo, 1993).
Untuk mengatasi segala beberapa kelemahan di atas diperlukan pengembangan pola pikir yang merupakan gabungan dari pola pikir deduktif dan pola pikir induktif yang kemudian melahirkan aliran convergency. Aliran convergency berpandangan bahwa kebenaran akan dapat ditemukan melalui usaha berpikir yang ditindaklanjuti dengan usaha pencarian buktibukti dalam kehidupan nyata. Dengan demikian, aliran rasionalisme memberikan kerangka dalam berpikir logis, sedangkan aliran empirisme memberikan kerangka untuk membuktikan atau memastikan adanya suatu kebenaran. Pola pikir yang dikembangkan oleh aliran convergency di atas telah mendorong adanya metode ilmiah. Dalam metode ilmiah, kebenaran dapat diperoleh melalui kegiatan penelitian yang dilakukan secara terencana, sistematis, dan terkontrol berdasarkan data-data empiris. Kebenaran yang diperoleh melalui pendekatan ilmiah biasanya bersifat konsisten karena sesuai dengan sifatnya yang obyektif.
Metode ilmiah yang sangat diperlukan bagi proses penelitian merupakan suatu penemuan yang brillian dalam sejarah pemikiran manusia.
Itulah sekilas isi dari buku ini.
Sebelumnya, jika anda ingin mendapatkan info terbaru dari kami, jangan lupa untuk follow blog ini, karena dengan follow blog ini, secara otomatis, anda akan mendapatkan notifikasi dari blog kami ketika ada artikel baru yang kami posting.
Jika anda ingin mendapatkan file buku ini, silahkan klik disini
Posting Komentar untuk "Buku: Dasar Metodologi Penelitian Karya Sandu Siyoto dan Ali Sodik"